Advertisement

Promo November

Badai Matahari Diprediksi Terjadi Akhir Pekan Ini, Berdampak pada Sistem GPS

Muhammad Diva Farel Ramadhan
Jum'at, 10 Mei 2024 - 19:07 WIB
Maya Herawati
Badai Matahari Diprediksi Terjadi Akhir Pekan Ini, Berdampak pada Sistem GPS Badai Matahari / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTABadai Matahari yang kuat diprediksi bakal terjadi akhir pekan ini, berpotensi penyebabkan gangguan geomagnetik terhadap atmosfer Bumi. Dampaknya, layanan sistem GPS dan navigasi satelit terancam alami gangguan.

Melansir dari Space.com Jumat (10/5/2024), Space Weather Prediction Center, agensi yang merupakan bagian dari NOAA, menyatakan bahwa perubahan aktivitas Matahari terus berlanjut pada tingkat tinggi dan setidaknya ada empat lontaran massa koronal bergerak menuju bumi.

Advertisement

"Bergantung pada bagaimana lontaran massa koronal ini terjadi secara bertahap, aktivitas tersebut diperkirakan akan berlangsung lebih lama,” kata ilmuwan luar angkasa di Space Weather Prediction Center NOAA, Rob Steenburgh.

Lontaran massa koronal berasal dari daerah yang sangat aktif di belahan barat daya Matahari, yang disebut wilayah aktif 3664, menurut Steenburgh.

Wilayah aktif mudah dikenali karena mengandung bintik Matahari, yaitu daerah gelap temporer di mana medan magnet Matahari sangat kuat dan akhirnya menembus permukaan Matahari.

NOAA juga melaporkan bahwa kejadian ini akan menghasilkan cahaya aurora spektakuler yang dapat terlihat di separuh bagian utara Amerika Serikat, seperti Montana, Minnesota, Wisconsin, sebagian wilayah dari North Dakota.

Aurora terjadi ketika energi dan partikel dari Matahari berinteraksi dengan magnetosfera Bumi, menyebabkan badai geomagnetik sementara. Partikel Matahari tersebut mengalir sepanjang garis medan magnet Bumi ke atmosfer atas, menarik molekul nitrogen dan oksigen, yang kemudian melepaskan foton cahaya dalam berbagai warna.

BACA JUGA: DBD di Sukoharjo Meluas, 7 Orang Meninggal Dunia

NOAA juga telah mengeluarkan peringatan “G4” untuk badai geomagnetik, yang menurut mereka “sangat jarang terjadi.”

Sebagai informasi, pada tingkat G4 biasanya akan terdapat ancaman terhadap permasalahan yang meluas pada kontrol tegangan dan dampak terhadap jaringan listrik yang dapat mempengaruhi beberapa sistem proteksi.

Sistem navigasi satelit dan radio frekuensi rendah seperti GPS dapat terganggu dan pengoperasian pesawat ruang angkasa juga dapat mengalami masalah dalam hal pengisian dan pelacakan di permukaan.

Ini adalah peringatan badai geomagnetik parah G4 pertama yang dikeluarkan oleh Space Weather Prediction Center sejak tahun 2005. Peristiwa ini diperkirakan akan berlanjut hingga Minggu.

“Situasi di Matahari saat ini agak fluktuatif dan kami memantaunya dengan sangat cermat,” kata Koordinator Program di Space Weather Prediction Center NOAA, Bill Murtagh. Murtagh juga memprediksi badai geomagnetik ini akan berlangsung dalam janga waktu yang lama.

Menurut spesialis komunikasi di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, Amanda Mantiply, bintik Matahari yang menghasilkan badai ini, AR3664, berukuran serupa dengan bintik Matahari Carrington pada 1859.

Bintik Matahari tersebut memicu salah satu peristiwa cuaca luar angkasa paling intens dalam sejarah dan badai tersebut mengganggu jalur telegraf di seluruh Amerika Serikat.  (Sumber: Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Senin 25 November 2024

Jogja
| Senin, 25 November 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement